Senin, 18 Februari 2008

Jalan-Jalan (Lagi) Ke Bali

Pesona Bali seolah tak ada habisnya. Belum setahun ke Bali, keinginan untuk kesana lagi sudah tak terbendung. Mumpung ada kesempatan cuti 3 hari di bulan Januari 2008, segera saya ajak anak, istri, adik, keponakan dan ortu (total 7 orang) buat jalan-jalan ke pulau dewata itu. Karena istri sedang hamil akhirnya diputuskan naik mobil saja, karena untuk naik pesawat kayaknya terlalu riskan.Berangkat hari kamis malam setelah sholat maghrib, nyampe di pelabuhan ketapang kira-kira jam tiga dini hari. Penyeberangan ke pelabuhan gilimanuk memerlukan waktu kurang dari sejam, biaya penyeberangan untuk 5 dewasa dan mobil Panther dikenai biaya Rp. 90ribu. Sesampai di Gilimanuk kami singgah untuk sholat Subuh di masjid besar Al-Mubarak Gilimanuk di dekat pelabuhan.

Perjalanan kemudian dilanjutkan langsung menuju pantai Sanur untuk mencari penginapan. Tapi sebelumnya kami mampir makan dulu di Rumah Makan Taliwang Baru, Jln. Teuku Umar 8 Denpasar. Di tempat yang biasa dikunjungi Presiden SBY ini kami memesan ayam bakar(25 ribu/ekor), plecing kangkung(7500/porsi), beberuk terong(6000/porsi), nasi putih(4000/porsi) dan minuman(5000-10000). Semua harga dalam rupiah (medio Januari 2008) dan BELUM termasuk pajak 10%. Ayam bakarnya berukuran agak kecil, sehingga bumbunya meresap kedalam daging danrasanya sangat enak, “mak nyuss” kalau menurut pak Bondan Wisata kuliner. Sambalnya juga oke, benar-benar membuat lidah bergoyang, bahkan saya sampai nambah dua kali. Beberuk terongnya yang terbuat dari terong jenis kecil bulat ditambah sambal terasi juga pas di lidah. Hanya untuk pelecing kangkung, meskipun rasanya juga mantap (ukuran kangkungnya lebih besar dan renyah) tapi ukuran porsinya (menurut saya) terlalu sedikit, hanya sepiring kecil.




Setelah kenyang, perjalanan kami lanjutkan ke pantai Sanur. Kami menemukan hotel kecil tepat di tepi pantai Matahari terbit Sanur, namanya hotel Ananda. Dari perempatan Sanur yang ada Dunkin Donuts ke arah timur/pantai, di sebelah kiri jalan ada Warung Mak Beng-Sanur yang terkenal itu, hotel Ananda pas di sebelahnya. Hotelnya memang menghadap ke dua arah, timur/pantai dan selatan. Karena bukan musim liburan kami mendapat harga yang cukup menarik, 165 ribu per kamar. Fasilitasnya standarlah, AC, bathub, TV dengan channel lokal, breakfast untuk 2 orang/kamar. Hanya sayangnya AC di kamar nomor 5 kurang dingin. Jadi agak gerah sedikit waktu buat tidur malam. Sedang kamar nomer 11 kesannya jadi sempit dan agak gelap karena ada ranjang besar yang modelnya klasik. Enaknya disini kalau mau ke pantai Sanur kita tidak perlu jalan jauh lagi, cukup keluar hotel sudah sampe deh di pantai.


Setelah menaruh barang, karena hari sudah siang, kami segera menuju Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park yang terletak di Jl. Raya Uluwatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Dari Sanur/Denpasar perjalanan sekitar 20 menit. Disini kita bisa melihat patung Wisnu setinggi 22 meter, dan kepala Garuda setinggi 18 meter yang cukup megah di kawasan seluas kira-kira 250 Ha. Patung tersebut dikerjakan oleh I Nyoman Nuarta, seorang seniman patung dan dosen ITB yang cukup ngetop. Nanti patung-patung itu rencananya akan disatukan menjadi patung Garuda Wisnu yang utuh dan sangat megah, sayang sekali belum terlaksana karena proyek tersebut tidak dilanjutkan lagi. Padahal bila sudah berdiri, patung ini bisa menjadi ikon wisata Bali yang sangat menjual, seperti menara kembar Petronas di Malaysia atau gedung opera Sydney. Harga tiket GWK Rp. 15ribu/orang (dewasa) dan Rp. 10ribu/anak. Banyak even seni yang diselenggarakan tiap harinya, misalnya Tari Barong, Rindik, Okokan, Jegog, Angklung, Baleganjur, Tektekan dan Kecak. Pas kesana kebetulan ada tari Barong, sayang sekali yang menari anak-anak kecil berumur 10-12 tahun, jadi kurang begitu bagus. Kami banyak mengambil foto-foto dengan latar belakang patung wisnu.



Puas berfoto, perjalanan dilanjutkan ke Uluwatu, dari GWK kira-kira 15 menit ke arah barat. Disini kita bisa menikmati tari kecak dengan latar belakang sunset yang sangat indah. Kecak merupakan tarian yang sangat unik, karena tidak diiringi alat musik apapun. Untuk mengiringinya ada paduan suara dari sekitar 60-70 orang pria. Ceritanya diambil dari epos Ramayana, menceritakan dewi Sita yang diculik oleh Rahwana saat ditinggal oleh Rama yang sedang mengejar kijang emas permintaan dewi Sita. Dewi Sita yang berhasil diculik berkat siasat Rahwana, yang menyamar sebagai seorang brahmana (orangtua) yang kehausan, kemudian dibawa ke Alengka Pura. Kemudian Rama menyuruh Hanuman untuk memberikan cincinnya kepada Sita. Hanuman lalu terbang ke taman istana Alengka, setelah bertemu Sita, sang dewi lalu memberikan bunga untuk diberikan kepada Rama dengan pesan agar Rama segera menyelamatkannya. Kemudian Hanuman mengobrak-abrik istana Alengka yang membuat para raksasa penjaga istana marah dan kemudian menangkap Hanuman. Berhasilkah para raksasa menangkap Hanuman? Selamatkah Hanuman dari kepungan raksasa? Saksikan sendiri pertunjukan menarik ini di obyek wisata Uluwatu. Harga tiket untuk menyaksikan kecak Rp.50ribu/orang. Pertunjukan selama kurang lebih sejam ini diadakan tiap hari tepat jam 6 sore WITA. Sesudah pertunjukan selesai, penonton dipersilahkan berfoto bersama pemain, mereka dengan senang hati dan ramah akan meladeni permintaan foto dengan pose sesuai keinginan penonton. Menurut saya, pertunjukan kecak di Uluwatu merupakan yang terbaik dibandingkan di Batubulan. Panggungnya yang berlatarbelakang sunset adalah yang satu-satunya di pulau Bali, memberikan sensasi tersendiri daripada lokasi lain yang berpanggung indoor.



Pertunjukan selesai jam 7 malam, kami segera kembali menuju ke hotel. Perut yang mulai keroncongan membuat kami mampir dulu di Jl. Four Season Jimbaran yang terkenal dengan jajaran café yang menyediakan aneka seafood. Sebenarnya disini terdapat banyak sekali café-café, tetapi atas saran dari seorang teman, kami akhirnya memilih Menega Café. Katanya banyak artis Indonesia ya langganan kesini, memang saat itu saya juga ketemu sama si Ersa Mayori. Di café ini tersedia Udang Galah/Jumbo Prawn (140ribu/kg), seekor udang galah beratnya sekitar 4 ons, juga ada udang windu/king prawn ( 135ribu/kg), sekilonya berisi sekitar 24 ekor, Cumi-cumi/Squid (60ribu/kg), perkilo berisi 2 ekor cumi besar. Bagi penggemar kerang bisa memuaskan diri dengan kerang kepah (35ribu/kg), tersedia juga macam-macam ikan laut (rata-rata 50ribu/kg). Kepiting juga ada tapi saya tidak tahu harganya karena tidak pesan. Harga sudah termasuk nasi putih. Minuman yang kami pesan waktu itu adalah Kelapa muda (10ribu/butir), Lime juice (8ribu/gelas), Tebotol (5ribu/botol) dan Orange juice (8ribu/gelas). Setelah kita memilih aneka bahan laut tadi kita tinggal menunggu bahan-bahan tadi dipanggang. Pilihlah meja yang didekat laut/pantai karena pemandangannya semakin bagus.


Saat kami kesana suasana café sangat ramai, sehingga kami harus menunggu cukup lama (1 JAM !!!) sampai makanan dihidangkan. Bayangkan betapa betenya kami harus menunggu selama itu, tamu di meja sebelah kami malah lebih parah, sampai kami sudah selesai makanpun mereka belum dapat apa-apa. Cuman dikasih minuman pesanan dan piring kosong doang, padahal datangnya hanya berselisih hanya 15 menit setelah kami sampai. Makanya buat yang laper banget sangat tidak disarankan makan di Menega Café saat ramai, yaitu saat sunset dan peak season. Bila terlanjur datang pas ramai, sebaiknya pilih café yang lain saja yang juga menyediakan menu yang sama persis, harga dan rasanya juga nggak jauh-jauh amat dari Menega. Daripada harus nunggu segitu lamanya, bikin nafsu makan ilang. Makanan enak jadinya terasa nggak nikmat lagi. Maunya seneng-seneng malah stress. Seorang teman pernah menyarankan untuk booking meja via telpon dahulu sebelum datang, tapi itu tidak banyak membantu, karena persoalannya pada lamanya proses memasak makanannya.

Setelah perut kenyang, kami segera melanjutkan perjalanan pulang ke hotel. Malam ini saya tidak boleh tidur terlalu larut agar besok pagi-pagi sekali setelah subuh saya bisa menikmati indahnya sunrise di pantai Sanur yang terkenal itu.(Bersambung)

Tidak ada komentar: